Kamis, 23 Desember 2010

Keraton Berdandan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW-Muludan

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW atau di Cirebon disebut Muludan, adalah salah satu moment yang ditunggu warga grage atau warga Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). Di Yogya dan Solo perayaan ini disebut Sekaten. Pada perayaan yang digelar saban tahun itu pihak keraton yang ada di Cirebon menggelar pesta rakyat. Beragam atraksi, siang dan malam, selama satu bulan penuh diadakan di seputar area dua keraton besar, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman. Bangunan Keraton juga didandani, dicat, dan diberi umbul-umbul. Pendek kata pihak Keraton berdandan. Waduuhhh...coba setiap hari ya??.... Komidi putar (kami masyarakat Cirebon menyebutnya dengan 'korsel'), Ombak Banyu (di Dufan disebut Ontang Anting), dan Tong Setan, adalah permainan dan atraksi tontonan rutin yang banyak diminati warga. Puncak dari perayaan tersebut adalah tepat pada malam hari Maulid Nabi Muhammad SAW, pihak keraton mengadakan ritual pencucian benda-benda pusaka keraton (keris-keris, guci, kereta,dll) yang akan diarak keliling area. Ritual ini disebut Pelal. Disitulah moment yang ditunggu. Warga yang hadir berebutan memegang benda-benda pusaka keraton tersebut yang konon mengandung berkah bagi siapa yang berhasil memegangnya. Kenangan masa kanak tak terlupakan saat muludan adalah di saat Muludan itu saatnya orangtua kami membelikan mainan. Bentuk mainan yang abadi dari dulu hingga kini selalu ada di setiap Muludan adalah peralatan memasak dari bambu serta kapal klotok, yang jika diletakan di atas air akan berbunyi 'klotok-klotok-klotok'..... Dan tradisi ini menurun pada anak-anak kami...
Yang sangat disayangkan pada perayaan Muludan beberapa tahun ini, kesenian daerah jarang ditampilkan, kalaupun ada paling hanya 1 hari, seharusnya sesuai namanya pesta rakyat, porsi kesenian daerah haruslah wajib ada. Tarling, Tari Topeng, dan Wayang Kulit adalah suguhan yang seharusnya wajib ada pada perayaan Muludan. Agar tak lupa anak bangsa pada budayanya...